7 Istirahat untuk 7 Kelelahan Kamu (Bagian 2)
Bagaimana, apa solusi dari kelelahan kamu sudah ketemu di bagian pertama tulisan ini? Tenang, kita masih akan lanjutkan tiga jenis istirahat lagi yang bisa jadi pilihan kamu.
5. Mentally Rest (Istirahat Mental)
Sebagaimana kondisi luar direspons oleh sensori kita, fakator-faktor internal juga punya peranan serupa dalam menimbulkan kelelahan. Ada istilah populer yang menggambarkan bagaimana pikiran kita sering melompat-lompat dari satu fokus ke fokus lain, pun saat sedang ingin istirahat, eh, otak malah masih menjelajah ke sana- ke mari, monkey mind. Ini adalah kondisi normal yang dimiliki oleh semua orang, tentu bisa di kendalikan. Untuk kita yang masih sering mengalami distraksi karena pikiran sendiri, maka perlu mengistirahatkan mental dan pikiran.
Mungkin kamu bisa mengistirahatkan otak dengan main, ya, sesederhana main game di HP, atau melakukan aktifitas oleh raga yang membuat fisik kamu lebih aktif dari otak. Melakukan hal-hal receh bersama teman-teman, menonton film, melakukan hobi yang kamu suka. Ini hal-hal yang bisa sangat membantu.
6. Creative Rest (Istirahat kreatif)
Pekerja kreatif tentu pernah atau sering bertemu dengan kebuntuan dalam proses kretifnya. Kalau dalam menulis ada istilah writers block. Hal yang sama juga tentu bisa menjangkit siapa saja, apapun profesinya. Ya, kita menggunakan kretifitas otak untuk menangani tiap masalah dan kondisi yang terjadi sehari-hari. Bahkan untuk menentukan menu makan siang saja yang setiap hari kita lakukan kadang kita perlu memutar otak agar tidak merasa bosan bahkan tidak berselera karena selalu makan ayam geprek Mak Elok, misalnya.
Apa yang bisa di lakukan untuk mengatasi ini?
Take a day off. Keluar dulu dari rutinitas yang menjenuhkan itu. Tinggalkan sejenak untuk memberi jeda sampai ada rasa-rasa rindu atau desakan kebutuhan kembali ke sana. Coba lakukan aktifitas baru atau isi dengan belajar hal-hal baru di luar kebiasan yang dilakukan. Memaparkan diri dengan sesuatu yang baru serupa mengisi gelas kosong. Ada banyak ruang untuk rasa penasaran, keingintahuan, takjub, keterkejutan dan berupa-rupa rasa lainnya yang mungkin selama ini tidak pernah di rasakan lagi. Membuka cabang-cabang baru sering kali menyambungkan keterkaitan yang tak terduga yang terangkat dari alam bawah sadar. Di jamin kamu akan menjadi lebih bersemangat saat kembali ke rutinitas lama. Plus, jika beruntung bisa menemukan keasikan baru meski tetap dalam kondisi lama.
7. Emotional Rest (Istirahat emosi)
Emosi yang muncul sebagai akibat dari sebab yang terjadi kadang memang di luar kendali kita. Rasa marah, kesal, sedih, bahagia, kesemuanya adalah respons yang secara alamiah hadir. Kemampuan mengendalikan emosi di era yang sarat akan keterbukaan ini menjadi sangat penting. Ketemu macet di jalan, dimarahi atasan, panas terik bekeja di bawah matahari, revisi kerjaan yang gak selesai-selesai. Wah, semuanya berasa mengocok emosi, ya. Gerah lahir dan batin pokoknya.
Tarik napas dalam, minum air putih dan tenangkan pikiran. Pertolongan pertama dalam mengendalikan emosi. Dalam kondisi yang berat, proses pengistirahatan emosi pelu dilakukan secara serius. Kamu bisa mulai dengan menginventarisasi emosi kamu. Apa yang sebenarnya membuat kamu marah? Kenapa kamu bersedih? Apa iya kamu selayaknya merasakan emosi itu?
Merenung dan bicara dari hati ke hati tentang proses penerimaan emosi, sampai bagaimana sebaiknya emosi ini di lepaskan tepat menjadi pilihan istirahatnya emosi kamu. Lampiaskan emosi pada kegiatan fisik juga sagat membantu. Berlari, naik sepeda, boxing, naik gunung. Apapun yang sekiranya membuat kamu merasa lelah dan membantu untuk menyalurkan emosi keluar dari dalam diri.
Wah, pantas saja ya setelah tidur atau healing ke sana ke mari kadang kok masih saja belum terobati lelah diri. Ternyata memang penting untuk mengenali lebih dalam penyebab rasa lelah yang kita alami. Kemudian memilih istirahat yang tepat tentu akan membantu memaksimalkannya.
Tentu penting dan disarankan untuk kita tahu tentang ini. Kalau katanya Fellexandro Ruby dalam youtube-nya, yang mendorong rilisnya tulisan ini, ibaratnya mobil, tentu kita tidak harus menunggu bensin kosong baru kemudian mengisinya. Begitu sadar perlu mengisi, maka jangan tunda. Jika tidak ingin mengalami kesulitan di perjalanan.
Benar sekali, ya. Sekiranya mulai merasa sudah mulai minus energi dalam beraktifitas, bisa segera melakukan pengecekan dan mulai berikan istirahat untuk diri. 2023, harus bisa lebih mencintai diri sendiri. Supaya bisa menyebarkan cinta ke pada sekitar juga. Setuju?!
Terima kasih sudah berbagi review buku ini,
ReplyDeleteJadi tak perlu membacanya, sudah nemu kesimpulannya 😁
Sama2, semoga bermanfaat 🤗
ReplyDelete