Bolehkah bilang, CAPEK
Hari ke 1.871, sebenarnya aku malas menghitung dan tak pernah antusias mengingat tanggal. Tapi kali ini berbeda, sulit lepas dari ingat, 17 Maret.
Sekarang aku seolah jadi manusia asing antah berantah yang sukar dipahami siapapun. Mamak, ayah, juga nenek dan bibik-bibikku mulai merasa jenuh dan jengkel dengan isi kepalaku yang tak pernah bisa benar-benar mereka pamahi.
Aku juga sama, sejujurnya. Jika ingin kukatakan, sulit menjelaskan remeh-temeh rasa yang tak dapat kusangkal dalam hati. Bukan maksudku mempermainkan siapapun, bukan niatku untuk menolak apa yang kalian tawarkan. Tapi memang kita belum bisa benar-benar satu dalam paham. Sulit kujabarkan, dan teramat sulit ternyata bagi kalian memahami.
Ini adalah titik di mana semua orang minta pembuktian atas prinsip yang kugenggam erat, sedangkan aku berada dalam oposisi ingin beristirahat dari beban berat prinsip-prinsipku sendiri. Maksudku, aku menjalankannya sepanjang usiaku dan saat ini sedang dalam diam mengevaluasinya. Sialnya, respons balik tuntutan itu datang saat ini!
Dari kemarin kemana saja semuanya? Saat kondisi lebih baik, saat aku pun punya kepercayaan untuk membela diri. Kenapa malah semua bertubi-tubi datang di waktu yang tidak tepat. Dalam bahasa seperti apa aku bisa menyampaikan ini agar kalian mengerti! Sedang sejujurnya aku bahkan tak benar-benar bisa mengerti bagaimana otak dan hatiku bekerja hari ini.
Tuhan, mengapa Engkau biarkan aku ada dalam situasi seperti ini. Tidak bisakah Engkau hadir dan memberikan jawaban tentang tanya yang begitu banyak, mendesak di satu waktu ini. Tuhan, apa salah yang kulakukan sampai harus kuterima berjuta rasa yang istimewa ini.
Aku yakin aku kuat, tapi dengan air mata yang setiap hari hadir ini, aku semakin bimbang. Kenapa aku tidak sekuat biasanya? Kenapa Engkau tidak berikan kemudahan untuk masalah kali ini? Tuhan, kenapa aku merasa begitu diacuhkan di titik ini. Kemana aku harus tuangkan rasa ini!
Aku capek ya Allah. Teramat lelah. Maafkan aku yang begitu banyak mengeluh ini.
Hai kak, bukankah capek-lelah itu satu kemustahilan untuk tidak ada dalam diri manusia? So have a nice days untukmu.
ReplyDeleteYes, kadang kita perlu menjabarkan untuk lebih mudah memahami. Have a great day 😀
DeleteJangan salahkan Tuhan, salahkan saja diriku
ReplyDeleteAda komunikasi intens yang dibangun tiap individu dgn Tuhannya. Dan itu tidak perlu intervensi dari siapapun. Kadang begitu.
Delete