Olah napas dengan Buteyko Breathing

Beberapa waktu lalu terhubung ke Instagram Gobind Vashdev karena konsep Earthing yang beliau terapkan dalam keseharian. Bayangkan, di zaman ini, masih ada yang mau bertelanjang kaki dalam aktivitas sehari-hari. Bukan cuma di atas tanah, lantai rumah, mall, pesawat bahkan kemana-mana, selama diizinkan tidak memakai alas kaki, beliau pasti memilih melepasnya.

Tapi yang kemudian menarik dari postingan teratas Pak Gobind saat ini, ternyata beliau adalah seorang Senior Buteyko Instructor Indonesia. Karena sama sekali asing dengan kata ini, pencarian tentang buteykopun dimulai. 

Secara umum, buteyko breathing adalah sebuah konsep olah napas yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan Rusia Prof. K.P. Buteyko. Apa yang menarik dari konsep ini? Bernapas juga ternyata perlu dikelolah dan dibatasi, untuk mendapatkan hasil optimal pernapasan dan meningkatkan manfaat pernapasan untuk tubuh sekaligus mampu mengatasi berbagai penyakit kronis.

Jika selama ini yang kita kenal dalam pola hidup sehat berupa mengatur pola makan, pola pikir, pola olahraga, tapi ternyata pola napas juga punya peranan penting dalam menjaga kebugaran tubuh. Konsep buteyko sebenarnya bukan penemuan baru, sejak 1950-an Buteyko sudah mengenalnya pada dunia, tapi memang tak banyak yang kemudian konsen untuk masalah ini. 

Dalam buteyko, Karbon Dioksida bukanlah serta merta hal buruk sepenuhnya. Faktanya, kita membutuhkannya untuk melepaskan Oksigen yang terikat pada Hemoglobin. Tahukah kamu masalah pernapasan yang banyak terjadi saat ini? Hiperventilasi! Kita berlebihan dalam bernapas, menghirup Oksigen lebih banyak, tanpa membiarkan karbon dioksida ada di dalam tubuh. Artinya oksigen hanya terikat dalam darah dan tidak dapat bergerak ke otak juga jaringan. 

Coba perhatikan saat asma atau kondisi sakit dan sekarat, orang-orang menarik napas lebih sering, tapi kenapa tetap kekurangan oksigen. Inilah pengamatan yang dilakukan Buteyko sehingga menemukan Buteyko Breathing sebagai solusi dari masalah pernapasan. Bernapas lebih sedikit berarti juga menjadikan tubuh lebih toleran terhadap karbon dioksida, dan oksigen dapat dilepas dengan baik ke sel-sel jaringan. 

Berdasarkan studi, manusia bisa bertahan tanpa makanan dalam 3 minggu, bertahan tanpa air dalam 3 hari, lalu tanpa bernapas? Manusia hanya bisa bertahan 3 menit. Artinya, jika kita tidak mampu bernapas dengan baik, tak perlu waktu lama untuk kehilangan kesadaran. Coba perhatikan, ada di antara kita yang bahkan bisa terengah-engah saat bicara, atau kewalahan hanya dengan sedikit kegiatan fisik. Semuanya punya pengaruh dengan pola pernapasan.

Penelitian tentang buteyko terus dikembangkan, menarik untuk paham bahwa ternyata manfaat buteyko begitu besar. Melalui buteyko kita bisa mengatasi masalah kulit, rambut rontok, menekan nafsu makan, tidur lebih nyenyak dan banyak lagi.

Ternyata ini yang juga dilakukan Andine Aisyah yang pernah viral dengan postingannya memplaster mulut saat tidur. Buteyko memaksimalkan pernapasan hidung, yang nyatanya sering kita kecolongan bernapas melalui mulut. Melakukan pengurangan napas dengan konsep Very Low Breathing juga menjadi latihan dasar buteyko, benapasan hanya 50% dari kondisi normal kita bernapas. 

Menarik bahwa ternyata kita perlu meningkatkan kemampuan tubuh untuk semakin toleran terhadap karbon dioksida. 'Deep Breath, not just Big Breath'. Konsep yang banyak menyalahi pengetahuan dasar kita selama ini tentang pernapasan. Sepertinya layak untuk diulas lebih dalam.



Comments

Post a Comment

Popular Posts