Feminin VS Maskulin

Apa yang ada dipikirkan kamu saat disebutkan dua kata ini, Feminin dan Maskulin? Laki-laki dan perempuan, kah? Sepertinya memang kata-kata ini teramat sering disandingkan. Tapi diluar gender, feminin dan maskulin adalah sebuah energi yang nyatanya secara alamiah dimiliki oleh setiap dari kita, manusia.

Secara teori, energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. 

Energi feminin dan maskulin pada diri kita juga sama, ada sebagai bawaan diri sejak lahir. Kita punya kemampuan untuk mengubahnya, dalam artian memunculkan atau menekannya, memilih energi mana yang didominankan atau sebaliknya. Karena kedua energi ini punya fungsi tugas masing-masing, yang sangat kita butuhkan dalam kondisi tertentu.

Berdasarkan kodrat alamiah, energi maskulin berhubungan dengan action (tindakan), ketegasan, dan kejelasan akan arah (tujuan). Sedangkan energi feminin berhubungan dengan ketenangan, merasakan lebih dalam, intuisi, yang lalu melahirkan kreativitas.




Coba rasakan dengan seksama, bagaimana kedua energi ini ada dan tumbuh pula seiring perkembangan diri kita. Lingkungan juga punya peranan penting dalam membangun energi feminin atau maskulin. Kedua energi ini jika berjalan bersama tentu akan melahirkan karakter individu yang menyenangkan, kreatif juga punya ambisi dan tujuan hidup yang jelas. Keras tapi juga lembut, tegas tapi tidak kaku. 

Wah, ideal sekali. Kira-kira apa kita bisa ya menjadikan kedua energi ini seimbang di dalam diri? Tentu bisa jika terus dilatih. Penting, sebab dengan paham bahwa kedua energi ini bisa dioptimalkan fungsinya, kita sebagai perempuan dengan sisi feminin yang dominan tidaklah selalu mengandalkan kelembutan dan perasaan dalam mengambil keputusan, tapi juga perlu ada perhitungan dan logis dalam bertindak. Pun sebaliknya, pasti menarik sekali sosok laki-laki yang tidak hanya maskulin tapi juga lembut dan mengayomi.

Comments

Popular Posts