Teman bicara
Reunian. Biasanyakan orang-orang nongkrong cantik di cafe ya. Sambil nikmatin minuman, foto-foto, ngobrol hangat. Tapi bagi kita itu sudah terlalu mainstream, jadi kita putuskan untuk berkumpul, tetap ngobrol panjang tujuannya, tapi dengan cara yang berbeda. Tracking Bur Telege, tembus One-one, berakhir kembali di kota Takengon.
Dua jam perjalanan, isinya cerita ini dan itu gak abis-abis. Badan yang pegel dan kaki yang lecet baru kerasa sampai rumah. Tepar, menyesal? Oh tentu tidak, agenda selanjutnya segera di tata kembali. Asli ini mantan atlet basket, pecinta joging dan pecinta kegiatan alam bebas ketemu. Pastilah kegiatannya yang berhubungan dengan keringat yang dilirik.
Sekolah Dasar Negeri 3 Takengon, dulu begitulah nama sekolah kita, sampai sekarang sudah beberapa kali berganti nama. Pertama kali masuk, sampai beberapa tahun pertama kita selayaknya anak-anak lainnya, penuh rasa cemburu untuk ini dan itu, bersaing di kelas untuk jadi yang nomor satu, caper sama guru, marahan, baikan, nyolot, geng-gengan, semuanya ada di sana.
Top 3 nya SDN 3, begitukah? Sampai ikut kelas unggulan di tingkat rayon (apa ya ini bahasanya dulu 😅). Tapi ya, kita dulu adalah anak-anak yang sangat berbahagia dengan berbagai drama sekolahan. Yang bersyukurnya sampai hari ini masih bisa saling menertawakan tingkah ajaib di masa seragam merah-putih. Pokoknya kalau ngomong tek-tokannya langsung dapat aja.
Sekarang gak ada lagi namanya cemburuan, saingan, atau berprasangka, udah lempang aja semua. Sebab semua udah lewat, mau jadi presiden sekalipun, kamu tetap teman kecil yang udah sama-sama dari jaman pakai bando, rambut dikuncir, lari-larian ngejar angkot, main karet, main kasti, main penjahat dan polisi, heboh ngikutin segala perintilan Film Petualangan Sherina, apa lagi yaa. Tolong jangan berubah apalagi jadi jaim atau sombong ya teman-teman.
Ini tulisan asal, ngacak aja, tapi pingin posting. Gak apa-apa ya, karena aku sayang kalian, dan cuma ini apresiasi yang bisa aku berikan, saat ini.



Comments
Post a Comment