Wajah Bersahaja
Rasanya dulu ekspresi ini
milik mereka, yang tak pernah begitu nyaman dipandang mata. Ekspresi yang
tenang, jauh dari emosi apapun. Melahap segala bentuk kondisi dengan rasa yang
sama. Tak ada ambisi yang menggebu, tak ada rasa yang berlebih, tak ada
kekecewaan yang mendalam. Semua sama rata. Sungguh mereka sebaik-baiknya
penyimpan rasa. Sulit menebak apa yang tersimpang di hatinya. Maka jika
sesekali terlihat, itu adalah pertanda luapan asa di atas ambang batas.
Ketidaknyamanan yang
terasa adalah sebuah ketidaknyamanan yang samar. Menimbulkan pertanyaan dan
ketertarikan tersendiri. Di satu sisi seperti merasa kasihan karena aku
berfikir bahwa mereka adalah kelompok manusia yang memiliki ketidakmampuan
dalam mengungkapkan rasa. Tapi semakin aku mengamatinya maka aku sampai di sisi
lainnya, dimana ada rasa salut pada ekspresi itu. Bukankah ketengan emosi
adalah sesuatu yang tiadk didapat dengan mudah? Pasti ada banyak proses di
dalamnya, dan mereka mampu membungkusnya dengan rapi. Tak mengizikan siapapun
tahu.
Tak jarang lekat mata ini
memandang dalam diam, berfikir. Untuk waktu yang panjang, akhirnya aku
menyadari bahwa rasa yang ada di hati telah menjelma menjadi sebuah kekaguman.
Aku sungguh mengagumi wajah itu.
Comments
Post a Comment