Rafting; Lawe Alas

Liburan panjang Idul Fitri akhirnya mengumpulkan orang-orang yang memiliki masalah dengan kejenuhannya untuk melakukan perjalanan. Meninggalkan Negeri di Atas Awan untuk menghirup udara dan memasuki atmosfer yang berbeda. Diputuskan untuk tetap tancap gas dari sekretariat MAHAGAPA (Mahasiswa Gajah Putih Pecinta Alam) Takengon meski tak semua tim dapat bergerak bersamaan (hanya aku, kak Biner dan kak Mg) untuk menjejaki tanah gayo di bagian yang berbeda; Kutacane.

Perjalanan kurang lebih 8 jam di atas sepeda motor yang bikin pinggang serasa mau patah, tapi menarik. Mungkin karena bersama kakak-kakak aku yang luar biasa gokil, aneh, atau apapun lah ungkapan yang lebih tepat untuk menggambarkannya, yang pasti ini adalah tim Uyee :)
Kembali ke Negeri Lembah Alas, kali ini coba menikmati sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Sudah sangat lama sebenarnya ingin melakukan hal ini, hanya saja waktu dan kesempatan sepertinya belum berpihak. Karena itu, perjalanan ini dirancang khusus untuk membayar niat lama; Rafting di Lawe Alas.

Begitu sampai Kutacane kami langsung merapat ke Kampus Universitas Gunung Leuser untuk rehat di Mapala UGL. Terimakasih banyak buat rinen (saurada; dalam bagasa Alas) yang bersedia menampung kami :)

22 Agustus 2013;  
Finally, kita semua bersiap untuk melakukan pengarungan di Sungai Alas (Lawe Alas). Selain teman-teman dari Mapala UGL yang bersedia menemani dan menfasilitasi kami, kebetulan ada juga teman-teman dari PasCAL-PU yang sedang berada di Kutacane yang ikut serta.

Persiapan sebelum pengarungan




















Makan dulu yuk















Ternyata trip pertama pengarungan kami tidak begitu beruntung. Sungai alas surut sehingga terasa flat dari biasanya; bagi teman-teman lain, tapi tidak buat ku yang baru pertama kali melakukan pengarungan. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Begitu memegang pedel aku sudah merasa 'berjuta rasanya', ditambah duduk di atas perahu dan dicumbu riak sungai alas. Aght, Luar biasa sangat. 

Ada dua perahu yang turun hari itu, dan pastinya aku memilih tim dengan tingkat safety tinggi serta selera jahil rendah. Berdasarkan pengalaman dan filling ketika bermain di air. Tim kami yang menggunakan Life jacket merah terdiri dari aku, Mr. Daniel, kak Biner, Gedoy (Ketua M.UGL), Minder, Hendra, satu-satunya teman cewek aku Lele dan satu lagi dari Pascal. Tim kedua ada kak Mg, bodo`, fay, jangkrik, ivan, awo, dan satu lagi dari Mapala UGL. 

di tengah perjalanan Eksis dulu
Naga Kesiangan gak mau kalah Eksis


Perjalanan mulus buat tim merah meski sempat beberapa kali aku dicemplungin ke dalam sungai, sebagai tes mental katanya. Masih mending dibanding bersama tim biru yang beberapa kali terbalik dan di balik perahunya, benar-benar tim 'edan'. Kak Mg sampai trauma dibuatnya, efek tak pandai berenang dan jantung lemah; mungkin.





Jalur pengarungan kami bermulai dari Ketambe, perjalanan kurang lebih empat jam ini membawa kami menelusuri lekuk sungai alas, hutan Leuser, jembatan-jembatan gantung, dan pemandangan anak-anak mandi disepanjang perjalanan. Sesekali terlihat monyet di pinggiran sungai, bergerombol dan cukup mujur bagi kami dapat melihat sepasang burung ontang. Kata Mr. Daniel, dulunya jalur ini sangat diminati pelancong. Hutan-hutan yang rapat dan alami serta ekosistem hutan yang beranekaragam masih bisa terlihat, ditambah jalur lawe alas yang menantang menjadi satu paket wisata yang diincar. Meski sekarang tidak lagi berjaya seperti dulu, ada harapan yang masih tersimpan dalam bahasa Mr. untuk memulihkannya.  Semoga bisa, amien.

Selesai pengarungan, badan basah, capek, letih dan lapar menghampiri. Tapi tetap, pengalaman luar biasa merangkai sebuah memori tak terlupakan buat kami semua. Malam yang damai, tenang, dan tidur dengan pulas.


25 Agustus 2013;
Uupst. Tak puas ternyata hanya mengarungi sungai alas sekali saja. Dua hari selanjutnya, ada teman-teman dari MAHAGAPA yang menyusul. Ini adalah tim yang tidak dapat berangkat sekalian bersama kami sebelumnya, ada kak GPS, Prisma, Gerep, Ketor, Mamang, dan Pulut. Berhubung mereka memilih untuk melakukan pengarungan juga, kembalilah saya dan kak Biner ikut bergabung bersama mereka. Minus kak Mg, sepertinya trauma yang dialami belum sembuh, dan jadilah ia kameramen kami bersama kak Jangkrik (terimakasih kak buat videonya) ;) 


Apapun kondisinya tetap tersenyum
Mari merapat




















Kali ini nasib lebih mujur. Karena semalaman hujan, air sungai naik dan lebih berarus. Pengarungan pertama sepertinya telah menempah mental ku sedikit lebih baik untuk bermain air. Karena itu, bisa sedikit lebih tenang dan percaya diri untuk pengarungan kedua ini. Tetap, memilih tim dengan persyaratan yang aman dan nyaman tentunya. 





Happy Ending;
Terbayar lunas sudah rasanya niatan lama ini. Terimakasih buat rinen Mapala UGL yang sudah bersedia direpotin.
Saatnya kembali menuju kota dingin Takengon. Meski artinya harus kembali duduk di atas sepeda motor, tapi semua tak sebanding dengan kepuasan selama liburan di Kutacane.
Tim Uyee pamit, 
TIM MERAH; putih  :)


















Comments

Popular Posts