Mengingat kematian lewat CORONA
Semakin waspada agaknya kita saat ini setelah secara resmi pemerintah mengumumkan ada warga negara Indonesia yang positif Corona. Yang sebelumnya tenang-tenang saja, menjadi was-was hatinya. Covid-19 ini terbukti menyebar dengan cepat dan angka korban terserang juga terus meningkat, beritanya jadi topik utama beberapa bulan terakhir. Masing-masing negara bersiap siaga untuk mengantisipasi kondisi terburuk, begitupun Indonesia.
Corona dan kematian, dua kata yang bergandengan saat ini. Momok yang mampu membuat orang-orang ketakukan. Penimbunan masker, handsanitizer, bahan makanan, katanya terjadi dibeberapa tempat. Sekali lagi kita diingatkan dengan kematian. Sesuatu yang pasti terjadi, tapi sering kita abaikan.
Semakin sadar bahwa manusia tak punya kuasa atas kematian, kita hanya mampu berusaha dan mengupayakan, begitu mudah bagi Allah jika sudah berkehendak. Bukan hanya karena usia tua ajal semakin dekat, tak harus karena penyakit kematian kemudian menghantui. Ada banyak jalan yang sudah ditunjukkan. Bagaimana kematian bisa datang kapan saja, dengan caranya sendiri.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati, dan yang paling cerdas yaitu mereka yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya. Adalah nyata bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan nanti, dengan seadil-adilnya. Tak ada yang dirugikan sesikipun.
Teruntuk diri yang masih lalai dengan urusan dunia, sungguh ini adalah peringatan yang nyata. Bagaimana jika amalan belum cukup mendapatkan kunci surga, sedangkan tak kuat diri menahan siksa neraka Nya.
Sudah siapkah?
Corona dan kematian, dua kata yang bergandengan saat ini. Momok yang mampu membuat orang-orang ketakukan. Penimbunan masker, handsanitizer, bahan makanan, katanya terjadi dibeberapa tempat. Sekali lagi kita diingatkan dengan kematian. Sesuatu yang pasti terjadi, tapi sering kita abaikan.
Semakin sadar bahwa manusia tak punya kuasa atas kematian, kita hanya mampu berusaha dan mengupayakan, begitu mudah bagi Allah jika sudah berkehendak. Bukan hanya karena usia tua ajal semakin dekat, tak harus karena penyakit kematian kemudian menghantui. Ada banyak jalan yang sudah ditunjukkan. Bagaimana kematian bisa datang kapan saja, dengan caranya sendiri.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati, dan yang paling cerdas yaitu mereka yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya. Adalah nyata bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan nanti, dengan seadil-adilnya. Tak ada yang dirugikan sesikipun.
Teruntuk diri yang masih lalai dengan urusan dunia, sungguh ini adalah peringatan yang nyata. Bagaimana jika amalan belum cukup mendapatkan kunci surga, sedangkan tak kuat diri menahan siksa neraka Nya.
Sudah siapkah?
Comments
Post a Comment