S E G E L

Sepertinya sudah lebih dari sekali aku mengatakannya padamu. Entahlah, baru belakangan kemudian aku seakan menyadari bahwa hal ini terjadi berulang. Aku tak juga paham, apakah ini bisa disebut intuisi atau ada ungkapan lain yang lebih tepat. 

Jadi begini, di beberapa kesempatan aku mengalami kejadian yang sama. Saat bertemu seseorang untuk pertama kalinya di sebuah kondisi, aku kadang menemukan 'keistimewaan' yang tak mampu kugambarkan apa itu. Seperti sebuah pesan yang bicara tanpa suara. Sedemikian lembut memaksa otak menerima informasi bahwa, ada sebuah 'segel' di sana. Segel yang secara tak kasat mata mampu kulihat, tanpa tahu maksud dan tujuannya.

Dengan alasan yang tak kutahu mengapa. Tapi aku sadar --yang baru kusadari setelah mengalami beberapa kejadian serupa, setelahnya-- bahwa ada seperti tali penghubung, antara aku dan dia yang tersegel. Mungkin memang bukan untuk saat ini, bisa jadi besok, bulan depan, atau tahun berikutnya. Secara mengejutkan itu memang terjadi, lebih dari sekali, pada kondisi berbeda. Aku sudah putuskan untuk percaya.

Pembicaraan kita mulai melompat sekenanya ke topik apa saja yang menurutmu lebih menarik. Matahari muncul kembali, setelah derasnya hujan yang sebentar tadi seolah akan terus setia menemani hari. Jus apel pesananmu sampai, sedang pikiranku masih menyangkut di pembahasan kita sebelumnya. 

'Ya, aku melihat segel itu padanya. Dia yang duduk di dekat pintu dengan kaos hitam dan tas yang menggantung di dada. Bicara secukupnya, merespons seperlunya. Ada tutur kata yang beratur, juga jaga dalam pandang. Dari begitu banyak orang dan kesibukan yang terjadi di sana, kucoba mengabaikan segel yang masih samar kulihat. Ternyata aku tak mampu, segel itu benar ada.'

Kamu masih terus bercerita panjang, dan aku tak lagi menjadi pendengar di beberapa cerita itu, dari tadi. Maaf. 

Baiklah, aku hanya teringat saja, 'segel' itu pemicunya. Tapi, sekarang aku tidak yakin, apa 'segel' itu masih ada di sana? Sebab aku tak pernah lagi bertemu dengannya.