Kamu dan Masa lalu, berdamailah
Kamu yang masih meninggalkan sebahagian dirimu di masa lalu, kemudian berharap bisa dengan lapang melangkah ke masa depan.
Sulit bukan? Sudah pasti. Sebab apa yang kamu tinggalkan menuntut pertanggungjawaban atas diri, sama seperti bagian dirimu yang sudah beberapa langkah di masa depan. Toh, kamu pada dirimu adalah utuh, satu, tak bisa dipisahkan. Maka satu-satunya keputusan terbaik yang kamu punya adalah berdamai dengan keadaan.
Memastikan bahwa setiap bagian dari dirimu sepakat untuk melangkah bersama-sama. Karena yang lalu bukan lagi milik kita. Sekeras apapun kamu berusaha dan beralibi, kamu dan masa lalu, pada kenyataannya telah selesai, tamat. Jika kamu perlakuan sebaliknya, maka akan merubah tatanan, itu keliru. Tak sebaiknya begitu. Pilihan ada di tanganmu.
Bukan bermaksud memaksa, sama sekali bukan. Masa lalu tetaplah bagian dari diri setiap orang, terpajang pada dinding-dinding kenangan yang sejatinya akan terus dimakan waktu. Walau kita dengan keras kepala selalu bilang 'tak ingin melupakan'. Oh, maaf. Bukan melupakan tentu, tapi dengan bijak menempatkannya pada tempat terbaik, yang kapanpun kamu mau, kamu bisa membukanya, melihatnya kembali.
Kita hanyalah pejalan dengan beban terbatas. Memaksakan diri membawa banyak koper pasti akan sangat merepotkan. Saranku, sebagai orang yang sekiranya dapat kamu pertimbangan ucapannya,
'rapikan bagasimu, pilih dan pertimbangan kembali, pastikan koper-koper yang kamu bawa adalah apa yang kamu perlukan saat ini.'
Itu saja, semoga kamu tidak tersinggung, sungguh aku mencoba menyampaikannya dengan baik, sebagai bentuk kepedulian.
Apakah setelah ini kita masih bisa berbincang?



Comments
Post a Comment