Mimpi Besar Si Bintang Kecil

Kuhirup nafas panjang. . .. 
Agh, hari yang cerah. Matahari membagi energi dalam kehangatannya, tak pernah lelah. Begitu juga udara yang tak lelah menjalankan siklusnya memenuhi kebutuhan hidup penghuni alam. Alangkah Sempurnanya Dzat penciptanya, mengatur segala sesuatunya dengan begitu apik.

Syukur ku pada mu ya Rabb, yang berikan kesempatan hidup pada ku hingga hari ni. Berada dalam kehangatan cinta keluarga, teman-teman, guru dan kerabat. Mozaik hidup yang mulai terasa jelas bias indahnya. Semakin mengikhlaskan tiap sujud ku pada Mu.

Pikiran ku menerawang, mengingat tiap lekukan paras dari bintang-bintang yang tak pernah lelah membagi cahayanya. ada satu bintang yang bebrsinar begitu cemerlang, tak pernah redup. Bintang Sejati ku. membagi cahayanya meski bintang lain terkadang tertutup awan. tatapan matanya meneduhkan hati, peluknya; bagikan kehangatan yang ia punya, katanya; terangkai santun menyentuh jiwa, duhai bintang ku tak ingin ku kehilangan terang mu. 

Tersadar ku, kembali berdiri pada hari yang bahagia ini. saat bintang  terang ku membagikan kehangatannya. Membiarkan bintang kecilnya mulai membuka mata. Menatap dan memandang dunia dari matanya sendiri. 
Hingga kini, bintangnya bukanlah bintang yang lemah. ia adalah bintang kecil yang berusaha terus bersinar melebihi bintang sejatinya. inginya gantikan peran, biarkan bintang sejatinya puas dengan cahaya yang mampu ia pancarkan. "Mimpi Besar  Si Bintang Kecil . . ."

Mungkin sejauh ini itu hanya mimpi, tapi bukan untuk nanti. Si Bintang teru berjalan dan berlari mengejar apa yang ia anggap mampu berikan cahaya buatnya. Utara- Selatan- Barat- Timur, tak henti, tak lelah. Ia yakin mampu, harus mampu. 

Sandungan kecil tak elak redupkan cahayanya. Membuat bimbang langkah pada mimpi. Tapi ia berpegang pada bintang Sejatinya, yang cahayanya begitu teduhkan sekitar. Selalu ingin menjadi seperti itu. Rintangan bukan alasan untuk mundur, tapi sang bintang mulai menikmatinya dan tak sadar terbuai pada tantangannya. Hingga ia jatuh dan redup. Seakan tak mampu biaskan secerca cahya. Malu, begitu malunya ia pada bintang Sejatinya. Tak menyangka mampu kecewakan hati. Hanya bisa diam dan mematung.

Tapi bintang sejati tau, bintang kecilnya tersungkur dalam upayanya menjadi besar. Ia kembali berikan kehangatan yang ia punya, menggenggam erat dan membagi cahaya yang ia punya. Kehangatannya memenuhi jiwa, menyadarkan si bintang kecil bahwa ia tak pernah sendiri. Bintang sejatinya senantiasa mengawasi dan berjaga untuknya. Meski kini ia harus memulai semuanya dari awal, seperti pertama, seperti yang diajarkan bintang sejatinya. Ow, sekarang sedikit berbeda. Ia lebih paham dari sebelumnya, lebih mengerti. Langkahnya semakin riang, tanpa beban. Bergerak cepat dan pasti, meski tetap hati-hati. Diamnya, berikan kesempatan melihat celah untuk dapatkan mimpinya.

Si Bintang Kecil kini mulai meneruskan perjalanannya, mempersiapkan bekal dan semangat lebih besar dari sebelumnya. Meski saat ini belum waktunya ia menjadi Besar seperti yang ia harapkan, Bintang Kecil yakin, waktu akan antarkan Besar padanya. Berikan kesempatan Si Bintang Kecil menjadi Bintang Sejati. Yang mampu menerangi lebih banyak jiwa disekelilingnya.

Perjalanan masih panjang, berikan kesempatan si Bintang bertemu berjuta bintang lainnya. Dengan pesona dan warnanya masing-masing2. Tapi Bintang Sejati baginya hanya 1, ia IBU. Yang tak pernah redupkan cahanya demi kehangatan dalam hidup si Bintang Kecil. Ibu selalu berkata, setiap bintang punya cirinya sendiri. Dan ia harapkan aku menjadi Bintang Sejati, dengan warna dan cahaya ku sendiri,  FAURARIA VALENTINE . . . .

“Kau adalah bintang, Bintang Sejati. . . . .”


Comments

Popular Posts